Jumat, 18 November 2011

Tipe-tipe Metamorfisme



           Batuan metamorf juga disebut batuan malihan, hasil dari perubahan-perubahan fundamentil batuan-batuan yang sebelumnya telah ada. Metamorf terjadi dalam suatu lingkungan yang sangat berbeda di mana batuan asalnya terbentuk dan proses rekristalisasi di dalam kerak bumi (3 – 20 km) yang keseluruhannya atau sebagian besar terjadi dalam keadaan padat, yakni tanpa fasa cair. Artinya, batuan metamorf terbentuk oleh proses metamorfosa pada batuan yang telah ada sebelumnya sehingga mengalami perubahan komposisi mineral, struktur, dan tekstur tanpa mengubah komposisi kimia dan tanpa melalui fase cair. Keseluruhan proses ini terjadi pada tekanan dan temperatur, dan fluida, atau variasi dari ketiga faktor tersebut tertentu, sehingga terbentuk struktur dan mineralogi baru yang sesuai dengan lingkungan fisik baru. Proses ini merupakan proses isokimia (tidak terjadi penambahan unsur-unsur kimia pada batuan.

Tipe-tipe Metamorfisme
Berdasarkan proses dan cara pembentukannya, secara umum batuan metamorf terbagi menjadi tiga, yaitu:

Metamorf Kontak atau Termal
Metamorfosa kontak terjadi pada kontak sebuah intrusi magma atau lava melalui celah-celah atau lorong-lorong magma, sehingga terjadi kenaikan suhu pada jalur tersebut. Dan panas akan diteruskan ke batuan sekitarnya, hal ini terjadi pada tekanan rendah dan temperatur tinggi. Proses yang terjadi adalah rekristalisasi dan reaksi antara mineral dan larutan magmatik serta penggantian dan penambahan mineral.

Metamorf Dinamik
Metamorf dinamik terjadi pada dislokasi atau deformasi lokal yang intensif, dimulai dengan breksipatahan, kemudian milonit; dan terjadi pada temperatur rendah dan tekanan rendah. Proses yang terjadi adalah perubahan mekanis pada batuan, tidak terjadi rekristalisasi kecuali pada tingkat lonitik.

Metamorf Regional
Metamorf Regional terjadi pada daerah-daerah yang lebih luas akibat pembentukan pegunungan, dibandingkan dengan tipe-tipe metamorf lainnya dan berkaitan erat dengan orogenesis dan deformasi. Perubahan terutama disebabkan dominan oleh tekanan. Tekanan hidrostatik dan tekanan terarah terjadi pada metamorf regional sehingga terjadi skintositas, temperatur rendah hingga tinggi, tekanan rendah hingga tinggi.
Selain itu, ada beberapa penyebab lain yang ikut membentuk tipe batuan metamorf, yaitu:

Metamorf burial
Metamorf burial terjadi karena tekanan lithostatik pada timbunan sedimen dan batuan vulkanik, tekanan berpengaruh besar pada proses ini.

Metamorf metasomatik
Metamorf metasomatik terjadi karena perubahan komposisi kimia suatu batuan.

Metamorf Benturan
Metamorf benturan, terjadi akibat benturan dengan meteorit.
Berbagai macam proses yang terjadi pada pembentukan batuan metamorf mempengaruhi rupa atau bentuk batuan itu. Salah satunya adalah tekstur. Tekstur pada batuan metamorf disebut dengan mineral metamorf yang terjadi karena kristalnya tumbuh dalam suasana padat oleh karena itu disebut dengan blastos atau blastik/idioblastik. Pada dasarnya tekstur pada batuan metamorf terbagi menjadi karena proses rekristalisasi yaitu perubahan butiran halus menjadi kasar dan proses reorientasi terbagi ke dalam skistositas atau foliansi terjadi oleh karena mineral yang pipih atau membentang tersusun dalam bidang-bidang tertentu yakni bidang sekistsis. Biang ini dapat searah dengan lapisan sedimen asalnya atau searah dengan sumbu lipatannya. Kristal yang ukurannya besar disebut profiroblastik.
Contohnya yaitu dalam golangan metamorf dinamik, tak jarang batuan mengalami hancuran yang fragmental sifatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar